Berdasarkan penelitian baru, memperdengarkan musik bisa menolong mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan pada tubuh lebih-lebih bagi yang sedang dalam masa pemulihan pascaoperasi.
Ditulis web Hindustan Times, Rabu (23/10), dari daftar 3.736 penelitian, para peneliti mempersempitnya menjadi 35 makalah penelitian untuk mempelajari dampak musik kepada hasil pasien, seperti nyeri, kecemasan, penggunaan opioid, dan pengevaluasian detak jantung.
Shehzaib Raees, salah satu penulis penelitian baru hal yang demikian, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Independent bahwa meskipun pasien menikmati sakit, persepsi mereka kepada rasa sakit berkurang saat mereka memperdengarkan musik.
Mendengarkan musik dengan headphone atau melewati pengeras bunyi menolong pasien sesudah operasi dan menampilkan tanda-tanda penyembuhan positif yang signifikan.
Ditemukan pula bahwa detak jantung berkurang 4,5 kali per menit pada pasien dibandingkan dengan mereka yang tak memperdengarkan musik. Pasien yang memperdengarkan musik sesudah operasi juga mengkonsumsi setengah dari jumlah morfin yang dikonsumsi oleh pasien yang tak memperdengarkan musik.
Eldo Frezza dari Fakultas Kedokteran Universitas California Northstate, mengatakan kepada Independent bahwa sesudah operasi, pasien mengalami transisi dari tahap sadar ke tahap kembali normal. Musik menolong memfasilitasi transisi ini dan mengurangi stres.
Musik juga ialah pengalaman yang lebih pasif dibandingkan dengan meditasi dan lebih cocok untuk banyak orang.
Namun, benarkah musik klasik membuat bayi jadi jago? Memberitakannya web Science Direct pada Selasa (22/10/2024), penelitian awal yang dipublikasikan dalam jurnal Nature pada 1993 oleh Rauscher, Shaw, dan Ky menampilkan bahwa memperdengarkan musik Mozart bisa meningkatkan kecakapan spasial dan temporal secara sementara.
Dalam studi ini, partisipan yang memperdengarkan Sonata for Two Pianos in D Major (K. 448). Hasil penelitian menampilkan peningkatan kinerja dalam tugas-tugas spasial-temporal dibandingkan dengan mereka yang memperdengarkan relaksasi atau membisu.
Namun, efek ini cuma bertahan sekitar 10 sampai 15 menit dan tak ada bukti yang mensupport peningkatan rentang panjang dalam kecerdasan atau kecakapan kognitif. Sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam jurnal Intelligence pada 2010 oleh Pietschnig, Voracek, dan Formann mengonfirmasi penemuan kreatif ini.
Analisis hal yang demikian mencakup 40 studi dengan lebih dari 3000 subjek dan menemukan slot gacor 777 bahwa efek Mozart cuma bersifat sementara dan tak signifikan dalam rentang panjang. Penelitian ini menampilkan bahwa peningkatan kinerja yang dipandang sesudah memperdengarkan musik Mozart lebih mungkin disebabkan oleh peningkatan suasana hati dan perhatian daripada peningkatan kecerdasan yang sesungguhnya.
Para peneliti Harvard menyatakan bahwa klaim musik klasik membuat bayi jadi lebih jago ialah mitos. Studi hal yang demikian dibuktikan dalam makalah 11 Desember 2016 yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka PLoS One.
Meta-analisis yang dikerjakan oleh Christopher Chabris pada 1999 diterbitkan dalam jurnal Psychological Science, menyatakan bahwa tak ada bukti kuat yang mensupport peningkatan IQ secara signifikan cuma dari memperdengarkan musik Mozart. Chabris menganalisa pelbagai studi terkait dan menyimpulkan bahwa efek Mozart terbatas pada peningkatan sementara dalam kecakapan penalaran spasial.